Politisi muda Partai Nasdem, Prananda Surya Paloh, menyebut ada tiga aspek yang harus diperhatikan dan dibutuhkan pemuda dalam memasuki era Revolusi Industri 4.0.
Tiga aspek tersebut di antaranya interkonektivitas, kemudahan usaha dan bisnis, dan pengembangan bisnis moderen.
"Yang bisa kita lakukan termasuk pemerintah adalah membangun infrastruktur yang memadai dan akses digial untuk masyarakat. Kuncinya konektivitas agar seluruh informasi bisa terakses," kata Prananda Surya Paloh saat menyapa para kawula muda PMII di UINSA Surabaya, Rabu (24/10/2018) pagi.
Meski terlihat sepele, Prananda Surya Paloh menilai hal itu harus menjadi perhatian agar bisa menyokong banyak pertumbuhan ekonomi di Indonesia khususnya yang usahanya tertunjang dengan perkembangan teknologi digital.
"Kedua adalah kemudahan bisnis. Bagaimana pemerintah bisa memberikan rekomendasi akses pasar di luar. Ekspor menjadi pintu yang harus terbuka," ucap anggota Komisi I DPR RI ini.
Lebih lanjut, pemuda yang sudah jadi legislator di usia 26 tahun ini mengatakan, untuk bisa mencapai target itu maka pengusaha dan UKM di Indonesia harus sudah melek digital.
"Pemerintah harus melakukan training supaya ekspor bisa dilakukan sampai ke seluruh dunia. Di era revolusi industri 4.0 lawan itu tak terlihat, tidak visible, bisa jadi lawan. Kita ternyata Amerika dan negara lain sebab era globalisasi ini sangat terbuka," katanya.
Di sini anak muda bisa mengambil peran. Yaitu ikut melatih para UKM di masyarakat untuk bisa membuat bisa melek dengan teknologi informasi.
Dalam diskusi itu, Wakil Gubernur Jatim terpilih, Emil Elestianto Dardak, juga ikut hadir dalam seminar ini. Senada dengan Prananda, Emil Elestianto Dardak lebih memberikan wawasan dan solusi kongkrit yang akan dilakukan menyiapkan datangnya era Revolusi Industri 4.0.
Dikatakan Emil, Revolusi Industri 1.0 berkutat pada adanya terobosan produksi barang secara massal. Sedangkan revolusi industri 2.0 berkaitan dengan tenaga kerja yang tidak hanya menggunakan mesin uap. Lalu untuk revolusi industri 3.0 adalah terbosoan dunia komputer dan otomasi.
"Nah revolusi industri 4.0 adalah konektivitas dan interaksi antar mesin. Misalnya ada pabrik di Surabaya, di Shanghai dan Amerika, untuk bisa memproduksi satu barang secara twrpisah di tiga pabrik itu bisa dikerjakan realtime meski tidak di tempat yang sama. Itulah revolusi industri 4.0," ucap Bupati Trenggalek itu.